Pada abad XVIII ditahun 1742, sosok pemuda Maulana Surantaka putra Maulana Matang Aji dari kawasan Cirebon datang menemui Buyut Merat untuk mengabdi. Rutinitas pekerjaannya yakni babak-babak (membuka hutan untuk lahan pertanian/perkebunan) dikawasan Kubang Kawih, tempat itu dulu dijuluki Laesan Pura. Laesan berarti tempat mengikat kuda dan Pura artinya hutan belantara.
Kamis, 07 April 2016
Pada abad XVIII ditahun 1742, sosok pemuda Maulana Surantaka putra Maulana Matang Aji dari kawasan Cirebon datang menemui Buyut Merat untuk mengabdi. Rutinitas pekerjaannya yakni babak-babak (membuka hutan untuk lahan pertanian/perkebunan) dikawasan Kubang Kawih, tempat itu dulu dijuluki Laesan Pura. Laesan berarti tempat mengikat kuda dan Pura artinya hutan belantara.
Sabtu, 20 Februari 2016
SEJARAH GUNUNG TAMPOMAS
Diceritakan, Gunung Gede yang ada di Sumedang mengeluarkan suara yang menyeramkan.
Suaranya bergemuruh, dari puncaknya keluar asap bercampur debu yang menyala-nyala, dan sepertinya gunung ini akan meletus. Rakyat Sumedang ketika itu sangat-sangat kaget dan ketakutan melihatnya dan berfikir bagaimana jadinya jika Gunung Gede itu benar-benar meletus ?
Tidak diketahui siapa Bupati yang menjabat waktu itu, tapi yang pasti bupati tersebut sangat sayang dan welas asih kepada rakyatnya serta bijaksana. Walau belum ada rakyat yang melapor, sebenarnya beliau telahmengetahui bagaimana kedaan rakyatnya yang diliputi kegelisahan saat itu, dan beliau tidak berhenti memutar otak dan berpikir keras agar bisa menyelamatkan rakyatnya.
Didorong oleh rasa sayang kepada rakyatnya itu, beliau lalu menyepi di satu kamar, bersemedi memohon petunjuk dari paradewa, siapa tahu dengan begitu beliau bisa menghadap ke Yang Tunggal, diberi petunjuk untuk menyelamatkan rakyatnya.Dengan kesungguhannya berdoa, Alhamdulillah, maksud Kanjeng Bupati kesampaian.
Pada suatu malam, Kanjeng Bupati bermimpi didatangi seorang kakek, kakek-kakek tersebut memakai pakaian serba putih dan berbicara dengan sangat jelas "Cucuku yang tampan dan gagah, Eyangsudah tahu bagaimana kebingungan serta kegelisahanmu, Eyang ingin membantu agar rakyat cucuku bisa lepas dari ketakutan dan kekhawatirannya.
Gunung Gede harus ditumbal oleh keris pusaka kepunyaan Cucukuyang terbuat dari emas.
Dan Eyang titip, cucu jangan merasa sayang dan menyesal (telah menumbalkan keris emas), nah begitu saja dari Eyang".Setelah berkata demikian, kakek tersebut langsung menghilang dari mimpi Kanjeng Bupati...setelah diterimanya ilapat atau wejangan tersebut, Kanjeng Bupati bergegas keluar dari kamar dan membawa keris pusaka miliknya.
Beliau langsung berangkat menuju ke puncak Gunung Gede, beliau sigap dan terlihat terburu-buru karena takut Gunung Gede keburu meletus...walaupun rakyatnya saat itu sedang dilanda kebingungan, tapi ketika menyaksikan Bupatinya berangkat ke puncak gunung mereka tidak berdiam diri, mereka tidak tega Bupati pergi seorang diri...dan akhirnya mereka pun meyertai kepergian Bupati ke puncak Gunung Gede.
Setibanya di puncak Gunung Gede, Kanjeng Bupati tidak berlama-lama...keris emas yang digenggamnya langsung dilemparkannya ke kawah Gunung Gede, rakyat yang dari tadi mengikutinya hanya bisa melongo dan tidak percaya, karena mereka tahu keris tersebut adalah keris kesayangan Kanjeng Bupati.
Ketika keris tersebut sudah berada dalam kawah Gunung Gede, seketika itu juga suara yang tadinya menggelegar angker menakutkan langsung hilang seketika. Bumi yang bergetar seolah gempapun langsung hilang tak terasa lagi getarannya. Seketika rakyat langsung bersorak bersuka cita dan langsung sujud kepada Kanjeng Bupati sebagai tanda terima kasih dan semua berikrar akan setia kepadanya, ikrar tersebutditerima oleh Bupati dengan haru dan sikap rendah hati...hatinya gembira karena bisa menghindarkan rakyatnya dari bencana.
Semenjak saat itu, Gunung Gede tersebut disebut dengan nama Gunung Tampa Emas (menerima emas) oleh penduduk sekitar, dan seterusnya pengucapannya berubah jadi"Gunung Tampomas".
Jumat, 19 Februari 2016
SEJARAH GUNUNG TANGKUBAN PERAHU
Kisah ini bermula dari seorang dewa dan seorang dewi yang karena kesalahan yang dibuatnya di kayangan,akhirnya harus menjalani hukuman di dunia. Keduanya dihukum untuk berbuat kebaikan dalam hidupnya di bumi dalam bentuk seekor babi hutan dan seekor anjing. Babi hutan jelmaan dewi itu bernama Wayung Hyang, sedangkan anjing jelmaan dewa itu bernama Tumang. Wayung Hyang karena dihukum sebagai babi hutan atau celeng, maka ia berusaha melakukan berbagai kebaikan di dalam sebuah hutan. Sementara Tumang, sang anjing jelmaan dewa itu mengabdisebagai anjing pemburu pada seorang raja yang bernama Sumbing Perbangkara.
Pada suatu hari, raja Sumbing Perbangkara berburu ke hutan di tepi kerajaan. Di suatu tempat yang dekat dengan tempat tinggal babi hutan Wayung Hyang, Sumbing Perbangkara ingin sekali kencing. Ia kemudian kencing dan tanpa sengaja, tertampung dalam sebuah batok kelapa. Selang beberapa saat, babi hutan Wayung Hyang yang sedang kehausan kemudian meminum air kencing Sumbing Perbangkara. Siapa sangka, Wayung Hyang akhirnya hamil.
Sumbing Perbangkara yang pada dasarnya memang suka berburu kembali ke hutan tersebut setelah berbilang bulan, tepat saat Wayung Hyang melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Sumbing Perbangkara yang berburu kijang mendengar suara tangisan bayi. Ditemani anjing pemburunya Tumang, ia akhirnya menemukan bayi perempuan yang tak lain adalah anaknya sendiri. Terpikat oleh keelokanparas bayi itu, Sumbing Perbangkara membawanya pulang dan mengangkatnya sebagai anak. Bayi perempuan itu kemudian diberi nama Dayang Sumbi.
Dayang Sumbi kemudian semakin dewasa dan tumbuh menjadi seorang putri yang berparas elok. Kecantikan tersiar ke segenap penjuru kerajaan hingga didengar raja-raja dan para pangeran. Dayang Sumbi diperebutkan.Perang besar terjadi di mana-mana. Merasa tidak nyaman dengan perang yang terjadi di mana-mana karena memperebutkan dirinya, Dayang Sumbiakhir meminta kepada ayahnya raja Sumbing Perbangkara untuk menyendiri dan pergi dari kerajaan. Sumbing Perbangkara akhirnya mengijinkannya dan memberikan Tumang si anjing pemburu untuk menemaninya. Dayang Sumbi tinggal disebuah pondok di tepi hutan. Dengan kehidupannya yang sederhana tak seorangpun yang tahu bahwa ia adalah Dayang Sumbi yang diperebutkan banyak raja dan pangeran. Di pondok itu ia mengisi kegiatannya dengan menenun.
Suatu hari, saat menenun kain, Dayang Sumbi duduk di atas sebuah bale-bale. Karena mengantuk, alat tenunnya yangdisebut torak jatuh ke lantai. Dayang Sumbi merasa malas sekali memungut torak itu, sehingga ia bersumpah bahwaia akan menikahi siapapun yang mengambilkan torak itu untuknya. Tumang, anjing yang ditugaskan menemani Dayang Sumbi akhirnya mengambilkan torak yang terjatuh itu dan menyerahkannya kepada Dayang Sumbi. Demi memenuhi sumpah yang terlanjur diucapkannya, Dayang Sumbi akhir menikah dengan Tumang.
Raja Sumbing Perbangkara yang mengetahui hal itu akhirnya merasa sangat malu. Putrinya yang cantik menikah dengan seekor anjing dan kini tengah mengandung. Dayang Sumbi akhirnya diasingkan ke hutan bersama-sama dengan Tumang. Tidak ada seorangpun yang tahu bahwa Tumang adalah jelmaan seorang dewa, kecuali Dayang Sumbi. Setiap malam purnama, Tumang dapat menjelma menjadi seorang lelaki yang tampan.
Dayang Sumbi yang hamil akhirnya melahirkan seorang putra yang tampan. Kulitnya putih dengan rambut lebat legam seperti arang. Dayang Sumbi memberinya nama Sangkuriang. Bayi itu kemudian tumbuh menjadi anak yang tangkas.
Sangkuriang telah mulai mahir memanah, pada suatu hari diminta ibunya untuk berburu. Dayang Sumbi ingin sekali memakan hati rusa. Ditemani Tumang, Sangkuriang berburu di hutan. Di suatu tempat, Sangkuriang melihat babi hutan Wayung Hyang melintas. Ia segera membidikkan panahnya. Akan tetapi Wayung Hyang berlari dan bersembunyi dengan gesit. Sangkuriang memerintahkan anjing pemburunya, Tumang untuk mengejar babi hutan itu. Tumang yang mengetahui jika babi hutan itu bukan sembarang babi hutan melainkan jelmaan dewi yang bernama Wayung Hyang, menolak perintah Sangkuriang. Tumang, si anjing jelmaan dewa itu hanya duduk diam memandang Sangkuriang.
Sangkuriang sangat marah kepada Tumang. Ia menakut-nakuti Tumang dengan mengarahkan anak panah pada Tumang. Tetapi, tanpa sengaja, ia melepaskan anak panah itu pada busurnya. Anak panah melesat dan menghunjam ke tubuh Tumang. Anjing jelmaan dewa itu tewas. Sangkuriang yang ketakutan bercampur putus asa akhirnya mengambil hati Tumang. Hati itu kemudian dibawanya pulang dan diserahkannya kepada dayang Sumbi dengan mengatakan bahwa itu adalah hati rusa hasil buruannya.
Dayang Sumbi dengan gembira memasak hati itu, mereka ia makan dengan lahap. Setelah selesai makan, Dayang Sumbi teringat akan Tumang. Ia bertanya kepada Sangkuriang di mana anjing Tumang. Sangkuriang yang akhirnya tidak bisa berkelit jujur mengakui bahwa Tumang telah tewas karena panahnya dan hatinya telah diserahkan kepada ibunya untuk dimasak.
Dayang Sumbi sangat murka. Sangkuriang telah membunuh ayah kandungnya sendiri. Ia kemudian mengambil centong nasi dan memukul kepala Sangkuriang hingga terluka sangat parah. Akan tetapi, luka di hati Sangkuriang lebih parah. Ia akhirnya lari dari pondok mereka.
Menyadari bahwa ia telah melukai anaknya sendiri dan membuatnya lari, Dayang Sumbi akhirnya merasa sangatmenyesal. Sangkuriang adalah putranya satu-satunya yang telah menemaninya hidup di hutan bersama Tumang. Demi menenangkan perasaannya, Dayang Sumbi akhirnya bertapa. Dalam pertapaannya, Dayang Sumbi kemudian dikaruniakan umur panjang dan awet muda. Semumur hidupnya, ia akan tetap menjadi seorang wanita yang cantik dan tak akan pernah terlihat tua.
Sementara itu, Sangkuriang yang lari dengan kepala terluka mengembara ke mana-mana. Ia berguru dengan beberapa orang sakti. Ia masuk hutan keluar hutan. Saat Sangkuriang telah menjadi pemuda sakti dan perkasa, ia mengalahkan semua makhluk-makhluk halus atau guriang yang ditemuinya dalam pengembaraan. Ia menaklukkan mereka dan dengan kesaktiannya menjadi tuan dari guriang-guriang itu.
Pada suatu ketika, dalam pengembaraannya Sangkuriang akhirnya bertemu dengan Dayang Sumbi. Sangkuriang sangat terpesona dengan kecantikan Dayang Sumbi, lalu akhirnya jatuh cinta. Perasaan Sangkuriang berbalas. Dayang Sumbi juga terpikat oleh ketampanan Sangkuriang. Akhirnya, Sangkuriang berniat menikahi Dayang Sumbi.
Saat Dayang Sumbi menyisir rambut dan merapikan ikat kepala Sangkuriang, ia melihat ada bekas luka yang sangat besar. Setelah mengamatiwajah Sangkuriang, barulah ia sadar bahwa ia akan menikah dengan anak kandungnya sendiri. Sangkuriang sendiri tidak menyangka bahwa Dayang Sumbi adalah ibu kandungnya.
Dayang Sumbi akhirnya mencoba menjelaskan kenyataan bahwa Sangkuriang adalah putranya. Tetapi Sangkuriang telah kehilangan akal sehat. Sangkuriang tetap memaksa. Akhirnya Dayang Sumbi secara halus menghindari terjadinya perkawinan mereka. Ia meminta Sangkuriang membuatkannya sebuah danau lengkap dengan perahunya dalam semalam. Bagi Dayang Sumbi, ini adalah hal yangmustahil untuk dapat dilakukan oleh Sangkuriang. Anak kandungnya itu tidak akan sanggup memenuhi persyaratan yang mintanya. Di luar dugaan Dayang Sumbi, Sangkuriang menyanggupi permintaannya.
Malam itu, Sangkuriang bekerja keras membuat sebuah danau. Sangkurang menebang pohon, bekas pohon tebangannya itu berubah menjadi sebuah bukit yang kini dikenal sebagai Gunung Bukit Tunggul, sementara daun, ranting dan bagian kayu lainnya yang tidak terpakai ditumpuknya dan terbentuklah Gunung Burangrang. Ia telah bekerja separuh malam. Selanjutnya setelah perahu selesai dibuat Sangkuriang mulai membuat danau. Sangkuriang, seperti pengerjaan perahu, mengerahkan makhluk halus guriang untuk membantu. Melihat situasi ini, Dayang Sumbi menjadi ketakutan. Akhirnya ia menebarkan kain-kain hasil tenunannya di arah timur. Ia memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar usaha Sangkuriang digagalkan. Doanya dikabulkan. Kain-kain tenunan Dayang Sumbi bercahaya kemerah-merahan di ufuk timur. Ayam-ayam jantan kemudian berkokok. Kemudian, makhluk-makhluk halus guriang yang membantu pekerjaan Sangkuriang membuat danau mengira hari akan segera pagi. Merekapun segera berlari dan bersembunyi masuk ke dalam tanah. Sangkuriang tinggal sendirian dengan pekerjaan pembuatan danau yang hampir selesai. Sangkuriang merasa usahanya telah gagal. Ia menjadi marah sekali.
Sangkuriang mengamuk. Sumbat yang dibuatnya untuk membendung Sungai Citarum dibuangnya ke arah timur dan menjadi Gunung Manglayang. Danau Talaga Bandung yang dibuatnya kemudian menyurut. Lalu dengan sekalitendangan keras, perahu buatannya terlempar jauh dan tertelungkup. Dalam sekejap berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu. Sangkuriang mengejar Dayang Sumbi yang melarikan diri. Ketika Dayang Sumbi hampir terkejar oleh Sangkuriang di Gunung Putri, Dayang Sumbi memohon pertolongan Sang Hyang Tunggal. Ia akhirnya menjelma menjadi sekuntum bunga jaksi. Sangkuriang terus mencari Dayang Sumbi hingga sampai ke Ujung Berung dan tersesat ke alam gaib.
Sejarah malin kundang
Di suatu tempat, tinggalah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Kehidupan mereka sangat memperihatinkan, penuh dengan kesulitan dan jauh dari kata mapan.
melihat kondisi kehidupan keluarga yang serba sulit ini, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas, berharap akan bisa merubah nasib kehidupan keluarganya. Maka tinggallah si Malin dan ibunya di gubug kecil mereka.Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah 1 tahun lebih lamanya, ayah Malin tidak juga kembali ke kampung halamannya. Bahkan kabar keberadaannya pun sudah tidak terdengar lagi. Sang ibu hanya bisa pasrah menerima kenyataan bahwa sangsuami sudah tidak ada disampingnya lagi, entah beada dimana dia sekarang.
Hari-harinya kini dilalui berdua, ibunya yang harus menggantikan posisi ayah Malin sebagai tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah. Semua pekerjaan seberat apapun selama itu halal, dikerjakan sang ibu demi menghidupi anak semata wayangnya malin kundang.Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
Setelah beranjak remaja, Malin sudah mulai berfikir tentang kehidupan keluarganya, Malin merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk mengidupi dan membesarkan dirinya. Ia berpikiruntuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman,ia sudah menjadi seorang yang kaya raya dan bisa membalas jasa ibunya, membahagiakan dan membanggakan keluarganya.Saat Malin berada di pantai, Malin memperhatikan seorang nahkoda yang tidak lain adalah tetangganya, malin melihat bagaimana nahkoda tersebut menjadi orang kaya dan hidup dengan kesenangan.
Malin dengan ragu mendekat dan bertanya seputar keberhasilannya. Dan sang nahkoda pun menceritakan bagaimana kisah hidupnya di mulai. Malin sangat tertarik dan ingin seperti nahkoda tersebut. Nahkoda pun menawarkan malin untuk ikut berlayar dengannya.Malin tertarik dengan ajakan nakhoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin pun pulang hendak mengutarakan niatnya kepada sang ibu.Malam hari Malin mulai berbincang dengan ibunya.
dalam perbincangannya Malin pun mengutarakan niatnya. Saat Malin mengutarakan niatnya kepada sang ibu, dengan serta merta ibunya kebaratan, karena malin adalah anak satu-satunya dan harta paling berharga dalam hidupnya. namun karena Malin terus mendesak, Ibu Malin Kundang akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati.
Setelah mempersiapkan bekal dan perlengkapan secukupnya, Malin segera menuju ke dermaga dengan diantar oleh ibunya."Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orangyang berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dankampung halamannu ini, nak", ujar sang ibu sambil berlinang air mata.Kapalpun mulai berlayar dansemakin lama semakin jauh dengan diiringi lambaian tangan Ibu Malin yang terus terisak sedih karna ditinggal anaknya.
Kini sang ibu hidup hanya sebatangkara. Hanya harapan yang kini dia miliki untuk bertahan hidup, harapan untuk bertemu kembali dengan anak kesayangannya kelak.Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut.
Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu. Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai.
Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya.Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Di sanalah malin mulai merintis kehidupannya. Bertahun-tahun malin bekerja keras, siang malam, hingga akhirnya, dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin berhasil menjadi seorang yang sukses dan kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang.
Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya. Gadis tersebut adalah anak dari seorang saudagar kaya raya, Malin pun mendapatkan restu dari ayah si gadis dan dinikahkan.Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil.
Sejak saat itu, ibu Malin Kundang setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampunghalamannya.Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak.
Sampai akhirnya kapal malin berlabuh di sebuah dermaga yang mana dermaga itu adalah tidak lain tempat dimana malin kecil sering bermain.Saat kapal Malin berlabuh di dermaga, salah seorang penduduk yang merupakan kerabat dekat malin melihat dan mengenali malin. maka dengan tergesa-gesa orang tersebut berlari menuju tempat dimana Ibu Malin Kundang berada, langsung sang ibu di kabarkan dan saat itu juga sang ibu langsung bergegasmenuju dermaga.
Sang ibu melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya. Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya.
Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang."Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang.Tapi apa yang terjadi kemudian? Malin Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh."Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang pada ibunya.Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping."Wanita itu ibumu?", Tanya istri Malin Kundang."Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku", sahut Malin kepada istrinya.
Malin kundang pun memerintahkan kepada awak kapal nya untuk kembali naik dan berlayar kembali meninggalkan dermaga.Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu".Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.
Menyadari keadaannya kini Malin sadar dan menyesali atas kesalahannya kepada sang ibu, malin serasa ingin berteriak memohon ampun pada sang ibu, namun semuanya sudah terlambat, dia hanya bisa menangis dan meneteskan air mata penyesalan dalam kebekuannya.
Sejarah desa pilangsari,jatitujuh
Pada abad XVIII ditahun 1742, sosok pemuda Maulana Surantaka putra Maulana Matang Aji dari kawasan Cirebon datang menemui Buyut Merat untuk mengabdi. Rutinitas pekerjaannya yakni babak-babak (membuka hutan untuk lahan pertanian/perkebunan) dikawasan Kubang Kawih, tempat itu dulu dijuluki Laesan Pura. Laesan berarti tempat mengikat kuda dan Pura artinya hutan belantara.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "